Press "Enter" to skip to content

“Cerita Motivasi hidup”

Dalam sebuah perkumpulan Nampak Suasana begitu riuh dan ramai dengan perbincangan nostalgia jaman dulu. Mereka kemudian bercerita tentang kisah kesuksesanya, Ada yang sudah berprofesi sebagai Dokter, Pilot, Dosen dan lain lain.

Melihat mereka membicarakan kesuksesan mereka, satu orang teman yg kebetulan berprofesi sebagai anggota kepolisian dan dia juga bertugas sebagai imam Mesjid, tampak ia lagi sibuk menyiapkan seteko kopi panas dengan beberapa cangkir yang berbeda beda Mulai dari cangkir yang terbuat dari kristal, kaca, melamin dan plastik.

 “Sudah, sudah … Ngobrolnya berhenti dulu,Ini saya sudah siapkan kopi buat kalian,” serunya memecah keasyikan obrolan mereka.

Tampak mereka kemudian berebut cangkir terbaik yang bisa mereka dapat. Akhirnya, di meja yang tersisa hanya satu buah cangkir plastik yang paling jelek Lantas, setelah semua mendapatkan cangkirnya, Irwan pun mulai menuangi cangkir itu dengan kopi panas dari teko yang telah disiapkannya.“Mari, silakan diminum,” ajak Iwan, yang kemudian ikut mengisi kopi dan meminum dari cangkir terakhir yang paling jelek.

“Bagaimana rasanya? Nikmat kan? Ini dari kopi hasil kebun keluarga saya sendiri.”

“Wah, enak sekali Wan … Ini kopi paling sedap yang pernah saya minum,” timpal salah satu teman yang langsung diiyakan oleh teman yang lain.

“Nah, kopinya enak ya?Tapi, apakah kalian tadi memperhatikan. Kalian hampir saja berebut untuk memilih cangkir yang paling bagus hingga hanya menyisakan satu cangkir paling jelek ini?” tanya Irwan. Semua yang hadirpun saling berpandangan.

“Perhatikanlah(kata Irwan) bahwa kalian semua memilih cangkir yang bagus dan kini yang tersisa hanyalah cangkir yang murah dan tidak menarik.Memilih hal yang terbaik adalah wajar dan manusiawi. Namun persoalannya, ketika kalian tidak mendapatkan cangkir yang bagus perasaan kalian mulai terganggu. Kalian secara otomatis melihat cangkir yang dipegang orang lain dan mulai membandingkan-nya.Pikiran kalian terfokus pada cangkir, padahal yang kalian nikmati bukanlah cangkirnya melainkan kopinya.‎

Hidup kita, baik kehidupan dunia maupun kehidupan ibadah, seperti kopi dalam analogi tersebut di atas, sedangkan cangkirnya adalah sarana, pekerjaan, jabatan, atau harta benda yang kita miliki.”Semua letting tertegun mendengar penjelasan dari Irwan.Penjelasan dari Iwan telah menyentak kesadaran mereka.

“Temanku tercinta …”lanjut Irwan, Jangan pernah membiarkan cangkir mempengaruhi kopi yang kita nikmati. Cangkir bukanlah yang utama, kualitas kopi itulah yang terpenting.Jangan berpikir bahwa  kekayaan yang melimpah, sarana yang mewah, karier yang bagus dan pekerjaan yang mapan merupakan jaminan kebahagian hidup dan kenikmatan dalam beribadah.Itu konsep yang sangat keliru.Kualitas hidup dan ibadah kita ditentukan oleh Apa yang ada di dalam bukan Apa yang kelihatan dari luar.‎

Status, pangkat, kedudukan, jabatan, kekayaan, kesuksesan, popularitas, adalah sebuah predikat yang disandang.Tak salah jika kita mengejarnya danTak salah pula bila kita ingin memilikinya.Namun, semua itu hanya sarana.Sarana hanya bermanfaat apabila bisa mengantarkan kita pada tujuan.

Tujuan akhir kita adalah Surga.Apa gunanya  memiliki segala sarana, namun tidak pernah merasakan  kedamaian, ketenteraman, ketenangan, dan kebahagian sejati di dalam kehidupan kita, Itu sangat menyedihkan.Karena hal itu sama seperti kita menikmati kopi kualitas buruk yang disajikan di sebuah cangkir kristal yang mewah dan mahal …”

Kunci menikmati kopi bukanlah seberapa bagus cangkir-nya, tetapi seberapa bagus kualitas kopi-nya …”

“POLRESTA PADANG LEBIH DEKAT LEBIH MELAYANI”

2 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Mission News Theme by Compete Themes.